Seperti Angin | My Party

Saturday, July 21, 2018

Seperti Angin


Seperti angin dilampauinya jalan, berlapis pintu tertutup
dan terbuka. Diketuknya setiap apa yang disinggahinya.
Bangkit dibesarkan detak jantung, nafas dari tirakat suatu zaman.
Jerit suling dan petikan kacapi lalu tembang mamaos cianjuran
melelung dan mengendap di keningnya: merentangkan sajadah
di sela tidur dan jaga.

Berulangkali keheningan mendekapnya, gelap dan terang
menyongsongnya, pedih dan keriangan menaburkan butir-butir sinar
pijar dan keluasan pandang.
Berulangkali  rumpaka liris mematahkan rusuk kecongkakannya
dan jiwa yang berontak memperoleh lempang jalan sujud,
“Kini tinggal bayang dan tahun-tahun yang karam,“ bisiknya
pada jam-jam senyap di musium kota.

Rajah mempertemukan dua dunia, tulang dengan sumsum.
Kulit dengan daging sudah lebih dulu diperah jari-jari doa dan ritus
sunyi. Ia tahu, mendung dan cuaca memberat, dirinya sendiri
makin rapuh dan asing di telinga masa depan. Tetapi semua pintu
dan jendela dari setiap apa saja yang disinggahinya senantiasa
menghadapkan wajahnya ke arah kiblat

logoblog

No comments:

Post a Comment

Untuk berdiskusi, komentar, pertanyaan, saran atau menambahkan. Silahkan gunakan kolom komentar yang telah disediakan. Terlepas dari itu, pergunakanlah bahasa yang baik, sopan dan bijak serta tidak mengandung unsur SARA atau ujaran kebencian. Terima Kasih.

Perlu Artikel Lain? Silahkan Cari Lagi di sini:

Artikel Populer