Ayah…
Kau membanting tulang kurusmu
Menelan dahaga kehausan
Membungkuk di atas matahari
Merayap di kerikil setajam duri
Ayah…
Kau bertahan melawan waktu
Walau langkahmu penuh pilu
Tak pernah kau mengeluh
Di setiap butiran peluh
Ayah…
Kau tak pernah membasahi matamu
Dengan penyesalan di raut wajahmu
Kau tak pernah berpaling dari kehidupan
Walau kegagalan memberatkan punggungmu
Ayah…
Kau
selalu tersenyum
Meski
hati bersimpuh luka
Kau
selalu tertawa
Meski
kulit terbakar asa
No comments:
Post a Comment
Untuk berdiskusi, komentar, pertanyaan, saran atau menambahkan. Silahkan gunakan kolom komentar yang telah disediakan. Terlepas dari itu, pergunakanlah bahasa yang baik, sopan dan bijak serta tidak mengandung unsur SARA atau ujaran kebencian. Terima Kasih.