Ayah, saat peluhmu menetes
Kau masih tetap tersenyum
Dinginnya malam yang menusuk tulang
Tak pula kau hiraukan
Terik mentari yang menyengat tubuhmu
Ayah, hari ini usiamu bertambah lagi
Andai aku bisa
Membuat hadiah terindah untukmu
Tapi, waktu tak bersahabat padaku
Kini hanya doa yang dapat kuhadiahkan
padamu.
No comments:
Post a Comment
Untuk berdiskusi, komentar, pertanyaan, saran atau menambahkan. Silahkan gunakan kolom komentar yang telah disediakan. Terlepas dari itu, pergunakanlah bahasa yang baik, sopan dan bijak serta tidak mengandung unsur SARA atau ujaran kebencian. Terima Kasih.